Halaman

Rabu, 24 Oktober 2012

pebandingan kawasaki KLX D-TRACKER



Bedah Perbedaan D-Tracker 150 Dan KLX 150

OTOMOTIFNET – Sekilas memang tak jauh berbeda antara D-Tracker 150 dan KLX 150. Tapi sejatinya ada beberapa perbedaan yang sangat signifikan selain jenis ban yang dipakai dan suspensi depan, yang akhirnya membedakan karakter keduanya.

Kaki-kaki memang seratus persen berbeda. Sesuai pakemnya, supermoto, D-Tracker 150 menggunakan ban kembangan jenis aspal, diameter depan-belakang sama. Sama-sama menggunakan diameter 14 inci. Depan ukurannya 100/80-14 bersanding pelek 2,15 x 14, sedang belakang 120/80-14, membalut pelek 2,50 x 14 inci. Sedangkan KLX 150 masih pakai ban tahu. Berdiameter 16 inci di belakang dan 18 di depan.

Sedang suspensi depan D-Tracker sudah upside down dengan diameter tabung sedikit lebih besar dari bawaan KLX-150 yang masih teleskopik biasa. Pembeda lain ada pada kaki-kaki ada pada disk brake depan yang diameternya lebih besar ketimbang bawaan KLX-150. Karena berkonsep supermoto yang lebih sering jalan di aspal, rem depan akan lebih dominan di gunakan.

Perbedaan paling mencolok ada pada karakternya. D-Tracker sengaja di desain lebih lincah dan gesit di perkotaan. Bila dilihat, ada beberapa langkah yang diambil PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI), ATPM Kawasaki di Indonesia. Pertama suspensi upside down yang lebih rendah dari KLX 150.

Lalu pemilihan ukuran ban belakang yang lebih besar tapi berdiameter sama membuat D-Tracker 150 motor nungging ke depan sehingga distibusi bobot lebih terkumpul di bagian depan. “Ditambah lagi dengan komstir yang dibuat sedikit lebih tegak,” ungkap Freddyanto Basuki, Marketing Mnager PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI).

Dengan pembenahan ini, saat OTOMOTIFNET.com melakukan pengetesan dalam sesi first ride, cukup terasa perbedaan karakter antara D-Tracker 150 dan KLX 150. Di jalanan perkotaan D-Tracker 150 lebih lincah dan mudah dikendalikan dibanding kakak kandungnya yang memang dikhususkan untuk trek off road.

Sedang mesin masih sama-sama SOHC satu silinder dengan dua klep, dengan kapasitas mesin 144cc dan sudah dilengkapi Kawasaki Secondary Air Injection System (KSAI) untuk menjaga agar emisi gas buangnya tetap ramah lingkungan. Meski begitu karakternya dibedakan lewat kombinasi final gearnya. D-Tracker pakai 41/14 sedang KLX 150 yang 44/14.

Dengan final gear yang lebih berat, nafas motor terasa lebih panjang meski jadi tidak seagresif KLX 150.Dan terakhir satu lagi yang membedakan yaitu harganya. D-Tracker kabarnya akan dijual Rp 23,7 jutaan atau lebih mahal Rp 2 jutaan dari KLX 150. Dan akan dilaunching di Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2010. 


Selasa, 23 Oktober 2012

wake me up when september ends




summer has come and passed
the innocent can never last
wake me up when september ends

like my fathers come to pass
seven years has gone so fast
wake me up when september ends

here comes the rain again
falling from the stars
drenched in my pain again
becoming who we are

as my memory rests
but never forgets what i lost
wake me up when september ends

summer has come and passed
the innocent can never last
wake me up when september ends

ring out the bells again
like we did when spring began
wake me up when september ends

here comes the rain again
falling from the stars
drenched in my pain again
becoming who we are

as my memory rests
but never forgets what i lost
wake me up when september ends

summer has come and passed
the innocent can never last
wake me up when september ends

like my father's come to pass
twenty years has gone so fast
wake me up when september ends
wake me up when september ends
wake me up when september ends